Kamis, 19 April 2012

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

1. DEFINISI
            Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan, jadi bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
       Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan.
           Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan umum menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi, dan social, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Disamping itu, tujuan khususnya ialah mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar kita dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi permasalahan.

2. TAHAPAN TUMBUH KEMBANG
            Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dinilai semenjak konsespsi sampai dewasa. Tahap pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :
  1. Masa prenatal atau intrauterine.
Masa prenatal dibagi menjadi 2 periode yaitu :
-          Masa embrio
Sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu
-          Masa fetus
Sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Terdiri dari 2 periode yaitu masa fetus dini sejak usia 9 minggu sampai dengan trimster ke-dua dan masa fetus lanjut pada trimester akhir kehamilan.
  1. Masa postnatal.
Masa postnaal terdiri dari beberapa periode :
-   Masa neonatal :
Umur 0-28 hari. Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh lainnya.
-   Masa bayi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
·   Masa bayi dini (1-12 bulan) : terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
·    Masa bayi akhir (1-2 tahun) : Kecepatan pertumbuhan mulai menurun, dan terjadi kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
-   Masa prasekolah :
2-6 tahun : pertumbuhan berlangsung stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir.
-   Masa sekolah atau prapubertas : 
               wanita : 6-10 tahun, laki-laki 8-12 tahun. Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
Masa adolescent atau remaja : 
          wanita : 10-18 tahun, laki-laki 12-20 tahun. Masa ini merupakan transisi dari periode anak ke dewasa. Terjadi percepatan pertumbuhan dan berat badan yang sangan cepat yang disebut adolescent growth spurt pada masa ini juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
            Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor-fakor tersebut dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :

  1. Faktor dalam (internal)
-        Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Pada umumnya ras orang kulit putih mempunyai ukran tungkai yang lebih panjang  daripada ras orang Mongol.
-        Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan gemuk-gemuk.
-        Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
-        Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas, wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian stelah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
-        Kelainan genetik
Sebagai salah satu contoh Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme, sedangkan Sindroma marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan.
-        Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan, seperti pada Sindroma Down dan Sindroma Turner.\

  1. Faktor eksternal/lingkungan
2.1 Faktor prenatal
      -    Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
-       Mekanik
Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital, seperti club foot.
-       Toksin/zat kimia
Aminopterin dan obat kontasepsi dapat menybabkan kelainan kongenital, seperti palatoschisis.
-        Endokrin
DM dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
-        Radiasi
Paparan radiasi dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas angota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
-       Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH, PMS, atau penyakit virus lain dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.
-        Kelainan imunologi.
Contohnya pada penyakit eritoblastosis fetalis.
-        Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkakn oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan terganggunya pertumbuhan        
-        Psikologis ibu
Contohnya pada kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan mental pada ibu hamil, dan lain-lain.
      2.2 Faktor persalinan
                  Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan 
             kelainan pada jaringan otak.
      2.3 Pasca natal
            -    Gizi
                       Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
-        Penyakit kronis atau kelainan kongenital
           TBC, anemi, kelainan jantung bawaan menyebabkan retardasi pertumbuhan jasmani.
-          Lingkungan fisik dan kimia. 
           Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurang sinar matahari, paparan sinar radioaktif, 
       zat kimia (Pb, merkuri, roko, dan lain lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap   
       pertumbuhan anak.
-          Psikologis.
           Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orangtuanya atau anak yan selalu merasa 
        tertekan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembanganya.
-          Endokrin
            Misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan 
       pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
-          Sosioekonomi
           Kemiskinan berkaitan dengan kekurangan makanan berizi, kesehatan lingkungan yang 
        jelek dapat menghambat pertumbuhan anak.
-          Lingkungan pengasuhan
            Interaksi ibu-anak serta pengetahuan dan pendidikan ibu sangat mempengaruhi 
       pertumbuhan anak.
-          Stimulasi
          Perkembangan memerlukan stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan 
        alat mainan.
-          Obat-obatan
             Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian 
        halnya dengan pemakaian obat perangsang susunan saraf pusat dapat menyebabkan 
        terhambatny produksi hormon pertumbuhan.

4. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
            Pertumbuhan dan perkembangan memiliki bberapa perbedaan, antara lain : dalam definisi, ciri kas, serta cara penilaiannya.
4.1. Ciri-ciri pertumbuhan :
Terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan, yaitu :
1.    Perubahan ukuran. Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dll. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Perubahan proporsi. Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan proporsi. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan umur-umur laiannya. Titik pusat bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilikus sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat setinggi simpfisis pubis.
3.  Hilangnya ciri-ciri lama. Selama proses pertumbuhan, terdapat perubahan yang terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar thymus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya refleks-refleks primitif.
4.     Timbulnya ciri-ciri baru. Timbulnya ciri-ciri baru sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas,dan munculnya tanda-tanda sekas sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksilla, tumbuhnya buah dada pada wanita, dan lain-lain.

Ciri-ciri pertumbuhan memiliki keunikan, yaitu :
1.    Kecepatan pertumbuhan yang tidak teratur. Kecepatan pertumbuhan, mulai konsepsi sampai akhir masa remaja tidak tetap, pertumbuhan sangat cepat pada masa pranatal, bayi, dan adolescent, sedangkan di luar masa itu pertumbuhan berlangsung lambat.
2.    Masing-masing organ memiliki pola pertumbuhan yang berbeda. Secara umum terdapat 4 pola kurva pertumbuhan, yaitu :
-      pola pertumbuhan umum. Yang khas pada pertumbuha secara umum adalah pertumbuhan tinggi badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin berpengaruh sehinga pertumbuhan berlansung dengan cepat sampai berhenti pada masa akil balik. Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuham ini.
-    Pola pertumbuhan organ limfoid. Organ limfoid secara cepat mengalami pertumbuhan, sehingga pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak pada masa pubertas relatif lebih kuat
-          Pola pertumbuhan otak dan kepala. Petumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibandingkan bagian tubuh lain sjak kehidpan intrautrin, bahkan berlanjut sampai tahn-tahun pertma kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa.
-          Pola dasar pertumbuhan organ reproduksi. Selama masa anak, pertumbuhan dan pekembangan organ kelamin sangat lambat. Baru pada masa pubertas terjadi percpatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa anak hingga dalam waktu singkat menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula dengan perkembangan kemampuan seksual seseorang.

4.2 Ciri-ciri Perkembangan
            Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan, teratur dan saling terkait. Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan sosial.
            Ciri-ciri perkembangan adalah :
1.      perkembangan melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubaha ini meliputi perbahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tertentu.
2.      Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Sebagai contoh seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu, perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3.      Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
a.  Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
b.  Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke baian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalm gerakan halus. Pola ini disebut proksimodistal.
4.      Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui sorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik.
5.      Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
6.      Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian. Terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain.

5. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak.
            Penilaian tumbuh kembang anak secara medis atau statistik diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang normal atau tidak.

5.1 Penilaian pertumbuhan
            Penilaian pertumbuhan dimulai dengan cara pengukuran dan menggunakan alat yang baku (standar). Merupakan dasar utama yang harus dilakukan. Terdapat parameter ukuran antropomtri yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu tinggi badan, berat badanm lingkaran kepala, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, penjang lengan (arm span), proporsi tubuh atau perawakan (somato typei), panjang tungkai.
            Terdapat bberapa indeks pertumbuhan lainnya yang perlu dinilai, antara lain maturasi skelet (bone age), perkembangan gigi, pertumbuhan fisiologi dan struktur tubuh, termasuk kecepatan pernafasan, nadi, sinus paranasalis, kelenjar limfoid, reaksi pengobatan, nutrisi.
            Alat yang sangat penting dalam penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan, misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan sebagainya untuk menilai hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan. Untuk lingkar kepala digunakan kurva Nellhaus.
5.2. Penilaian perkembangan
            Perkembangan anak pada fase awal dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional :
  1. motorik kasar
  2. motorik halus  dan penglihatan
  3. berbicara, bahasa, dan pendengaran
  4. sosial emosi dan perilaku
Berbgai metode deteksi dini untuk mngetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Dengan dilakukan deteksi dini dan skrining tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan perkembangan anak telah ditetapkan. Skrining adalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti, dan pemeriksaan penunjang lain agar diagnosis dapat dibuat.
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan usia, atau telah terjadi penyimpangan perkembangan normal. Pemantauan perkembangan anak dapat dilakukan dengan melihat pola perkembangan (milestone) atau dengan beberapa tahap antara lain tahap awal dengan melakukan skrining, bila ditemukan kecurigaan gangguan perkembangan kemudian dilakukan penilaian selanjutnya untuk menegakkan diagnosis.

6. Skrining perkembangan
            Tujuan dari skrining perkembangan adalah agar para tenaga kesehatan :
1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan resiko 
    terjadinya kelainan perkembangan tersebut.
2.  Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang mmerlukan pengobatan atau konseling 
     genetik.
3.   Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.
Skrining perkembangan dapat dilakukan satu atau dua tahap. Skrining dua tahap terdiri dari : preskrining (menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang tua), skrining (dilakukan bila hasil preskrining meragukan atau abnormal)
            Alat skrining yang dipakai antara lain :
  1. Denver Developmental Screening Test II (DDST II)
  2. Bayley Infan Neurodevelopmental Screening
  3. Muenchener
  4. Vojta
  5. Kartu menuju sehat (KMS)
6.1 Denver Developmental Screening Test II (DDST II)
            DDST II digunakan untuk deteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia <6 tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut yaitu :

  1. Personal social : Peneyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorang
  1. Fine motor Adaptive : Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
  1. Language : mendengar, mengerti, dan mengunakan bahasa
  1. Gross motor : Duduk, jalan, lompat, dan gerakan umum otot besar.
Skor penilaian :
            Skor dari tiap uji coba diulis pada kotak segi empat uji coba dekat tanda garis 50%.
Pass/Lewat (P)            : anak melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi 
                                      laporan (tepat/dapat dipcaya bahwa anak dapat mlakukannya).
Failed (F)                    : anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak 
                                      memberi laporan (tepat atau kurang bahwa anak tidak dapat melakukannya 
                                      dengan baik).
No Opportunity (NO) : tidak ada kesempatan, anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan 
                                      uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya dapat dipakai pada uji coba 
                                      dengan tanda R.
Refusal (R)                  : anak menolak untuk melakukan uji coba.
             
Interpretasi penilaian individual :
1.      Lebih (advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis usia, dinyatakan perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut.
2.      Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah kanan garis usia.
3.      Caution/peringatan
Bila seorang anak gagal atau menolak ujicoba, garis usia terletak pada atau antara pesentil 75 dan 90 skornya.
4.      delayed/keterlamabatan
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak lengkap di sebelah kiri garis usia.
5.      No oppotunity/tidak ada kesempatan ujicoba yang dilaporkan orang tua.

Interpretasi DDST II :
-          Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
-          Suspek
Bila didapatkan ≥2 caution dan/atau ≥ 1 keterlambatan.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu. Untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit, atau kelelahan.
-          tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada  ≥ 1 ujicoba terletak di sebelah kiri garis usia atau menolak pada > 1 ujicoba yang ditembus garis usia≥ pada daerah 75-90%. Kemudian uji ulang dalam 1-2 minggu.
            Bila ulangan hasil ujicoba didapatkan suspek atau tidak dapat diuji, maka dipikirkan untuk dirujuk.

6.2 BINS
            Untuk mengidentifikasi bayi berusia 3-24 bulan yang mengalami keterlembatan tumbuh kembang atau mengalami gangguan neurologis. Aspek perkembangan yang diuji oleh BINS meliputi :
  1. Fungsi neurologis dasar : Mengukur kelengkapan perkembangan sistim saraf pusat.
  2. Fungsi penerimaan atau reseptif
  3. Fungsi ekspresif
  4. Fungsi pengertian (kognitif)
Dalam format pencatatan hasil skor total bayi disesuaikan dengan distribusi skor yang disesuaikan usia kronologis bayi. Setiap usia memiliki t itik potong yang terbagi dalam 3 klasifikasi yang mengindikasikan besarnya resiko untuk terjadinya keterlambatab dalam perkembangan atau gangguan neurologis, : resiko rendah, resiko sedang, dan resiko tinggi. Tindak lanjut dari hasil penilaian BINS adalah sebagi berikut :
  1. Resiko rendah
Dianggap memiliki resiko minimal atau tidak memiliki resiko terjadinya hambatan perkembangan. Walaupun demikian, tetap harus diingat adanya variabel yang tidak dapat diukur oleh BINS namun dapat mempengaruhi perkembangan, misalnya faktor lingkungan.
  1. Resiko Sedang
Direkomendasikan uji BINS sekitar 3 bulan yang akan datang. Selama itu orang tua diberi petunjuk untuk memberi stimulasi sebagai latihan perkembangan anak.Bila dari pemeriksaan selanjutnya didapatkan adanya keterlambatan maka kita jarus melakukan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyebab keterlambatn perkembangan.
  1. Resiko tinggi
Dibutuhkan uji diagnostik lebih lanjut.

6.3 Muenchener
Tujuan utama untuk mendeteksi keterlambatan dalam perkembangan dengan cara mengukur tahap perkembangan bidang fungís tertentu. Digunakan untuk usia 0-3 tahun.
            Aspek perkembangan yang dinilai antara lain :
-          Usia 0-12 bulan : merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi, berbicara, pengertian bahasa, sosialisasi
-          Usia 1-2 tahun : pengertian berbahasa, berbicara, persepsi, keterampilan tangan, berjalan.
Penafsiran hasil pemeriksaan :
Yang pertama diperhatikan, apakah grafik tadi menunjukkan penyimpangan yang negatif (usia perkembangan dalam bidang tertentu berada di bawah usia kronologis)
 
6.4 Vojta
            Untuk anak 0-12 bulan, untuk mendiagnostik dini gangguan motorik serebral serta diagnostik yang menyangkut perkembangan neurologik dengan cara melihat 7 reaksi sikap tubuh

7. POLA PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-5 TAHUN (sumber : bagian Psikologi Anak UI dan UKK Pediatri Sosial IDAI)
            Perkembangan anak balia sangat pening sebagai dasar untuk perkembangan selanjunya yakni prasekolah, sekolah, akil balik dan remaja. Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan :
1.      kesehatan dan gizi yang baik dari ibu hamil, bayi dan anak prasekolah.
2.      Stimulasi/rangsangan yang cukup dalam kuantitas dan kualitas.
Keluarga dan KIA/KB mempunyai peran yang pening dalam pembinaan fisik, mental, sosial anak balita.
  1. 0 – 3 bulan
-          Belajar mengangkat kepala
-          Belajar mengikui obyek dengan matanya
-          Melihat ke muka orang dengan tersenyum
-          Bereaksi terhadap suara/bunyi
-          Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
-          Menahan barang yang dipegangnya
-          Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
  1. 3-6 bulan
-          Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
-          Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya.
-          Menaruh benda-benda di mulutnya
-          Berusaha memperluas lapang pandang
-          Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
-          Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
3.      6-9 bulan
-          Dapat duduk tanpa dibantu
-          Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
-          Dpat merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang
-          Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
-          Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
-          Bergembira dengan melempar benda-benda
-          Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
-          Mengenal muka anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain
-          Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
4.      9 – 12 bulan :
-          Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
-          Dapat berjalan dengan dituntun
-          Menirukan suara
-          Mengulang bunyi yang didengarnya
-          Belajar menyatakan satu atau dua kata
-          Mengerti perintah sederhana atau larangan
-          Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin 
       menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya.
-          Berpartisipasi dalam permainan
5.      12-18 bulan
-          Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
-          Menyusun 2 atau 3 kotak
-          Dapat mengatakan 5-10 kata
-          Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
6.      18-24 bulan
-          naik turun tangga
-          Menyusun 6 kotak
-          Menunjuk mata dan hidungnya
-          Menyusun dua kata
-          Belajar makan sendiri
-          Menggambar garis di kertas atau pasir
-          Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
-          Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
-          Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
7.      2-3 tahun
-          Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki.
-          Membuat jembatan dengan 3 kotak
-          Mampu menyusun kalimat
-          Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan 
       kepadanya
-          Menggambar lingkaran
-          Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar  
       keluarganya
8.      3-4 tahun
-          Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari kaki, belajar 
       berpakaian dan membuka pakaian sendiri
-          Menggambar garis silang
-          Menggambar orang hanya kepala dan badan
-          Mengenal 2 atau 3 warna
-          Bicara dengan baik
-          Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
-          Banyak bertanya
-          Bertanya bagaimana anak dilahirkan
-          Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
-          Mendengarkan cerita-cerita
-          Bermain dengan anak lain
-          Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
-          Dapat melakukan tugas-tugas sederhana
9.      4-5 tahun
-          Melompat dan menari
-          Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
-          Menggambar segi empat dan segi tiga
-          Pandai bicara
-          Dapat menghitung jari-jarinya
-          Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
-          Mendengar dan mengulang hal-hal penting dari cerita
-          Minat kepada kata baru dan artinya
-          Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
-          Mengenal 4 warna
-          Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil.
-          Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.

Pendidikan/stimulasi yang perlu diberikan :
-          akademik sederhana, pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung
-          pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat
-          bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
-          menyanyi, menggambar
-          bahasa, bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana
-          melatih daya ingat antara lain dengan bermain jualan, menyampaikan berita
-          menggambar
-          membuat permainan dari kertas
-          bermain musik
-          mengenal tugas, larangan-larangan
-          aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar, kontrol buang air kecil).

Daftar Pustaka

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi 1 tahun 2002 Buku Ajar 1. Jakarta : Sagung Seto
  2. Nelson
  3. Suciningsih, Gde Ranuh, IG.N. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
  4. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar