1. DEFINISI
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan, jadi bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,
jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada
pengukuran pertumbuhan.
Mempelajari
tumbuh kembang mempunyai tujuan umum menjaga agar seorang anak dapat tumbuh dan
berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik,
mental, emosi, dan social, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Disamping
itu, tujuan khususnya ialah mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan
perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar kita dapat mendeteksi kelainan
yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat
mengatasi permasalahan.
2. TAHAPAN TUMBUH KEMBANG
Tumbuh
kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan
dinilai semenjak konsespsi sampai dewasa. Tahap pertumbuhan dan perkembangan
adalah sebagai berikut :
- Masa prenatal atau intrauterine.
Masa prenatal dibagi menjadi 2 periode yaitu :
-
Masa embrio
Sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu
-
Masa fetus
Sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Terdiri dari 2 periode yaitu masa
fetus dini sejak usia 9 minggu sampai dengan trimster ke-dua dan masa fetus
lanjut pada trimester akhir kehamilan.
- Masa postnatal.
Masa postnaal terdiri dari beberapa periode :
- Masa neonatal :
Umur 0-28 hari. Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh lainnya.
- Masa bayi dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
· Masa bayi dini (1-12 bulan) : terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya fungsi sistem
saraf.
· Masa bayi akhir (1-2 tahun) : Kecepatan pertumbuhan mulai menurun, dan
terjadi kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
- Masa prasekolah :
2-6 tahun : pertumbuhan berlangsung stabil, terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses
berfikir.
- Masa sekolah atau prapubertas :
wanita : 6-10 tahun, laki-laki 8-12 tahun. Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang
bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
- Masa adolescent atau remaja :
wanita : 10-18 tahun, laki-laki 12-20 tahun. Masa ini merupakan transisi dari
periode anak ke dewasa. Terjadi percepatan pertumbuhan dan berat badan yang
sangan cepat yang disebut adolescent
growth spurt pada masa ini juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat
dari alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor-fakor
tersebut dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :
- Faktor dalam (internal)
- Perbedaan ras/etnik atau bangsa
Pada umumnya ras
orang kulit putih mempunyai ukran tungkai yang lebih panjang daripada ras orang
Mongol.
- Keluarga
Ada
kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan gemuk-gemuk.
- Umur
Kecepatan pertumbuhan
yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
- Jenis kelamin
Wanita lebih
cepat dewasa dibandingkan anak laki-laki. Pada masa pubertas, wanita umumnya
tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian stelah melewati masa
pubertas laki-laki akan lebih cepat.
- Kelainan genetik
Sebagai salah
satu contoh Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme, sedangkan Sindroma
marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang berlebihan.
- Kelainan kromosom
Kelainan
kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan, seperti pada Sindroma
Down dan Sindroma Turner.\
- Faktor eksternal/lingkungan
2.1 Faktor
prenatal
- Gizi
Nutrisi ibu
hamil terutama pada trimester akhir akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
- Mekanik
Posisi
fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital, seperti club foot.
- Toksin/zat kimia
Aminopterin
dan obat kontasepsi dapat menybabkan kelainan kongenital, seperti
palatoschisis.
-
Endokrin
DM dapat
menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
-
Radiasi
Paparan
radiasi dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina
bifida, retardasi mental, dan deformitas angota gerak, kelainan kongenital
mata, kelainan jantung.
- Infeksi
Infeksi
pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH, PMS, atau penyakit virus lain
dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.
- Kelainan imunologi.
Contohnya
pada penyakit eritoblastosis fetalis.
- Anoksia embrio
Anoksia
embrio yang disebabkakn oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan terganggunya
pertumbuhan
- Psikologis ibu
Contohnya
pada kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah, atau kekerasan mental
pada ibu hamil, dan lain-lain.
2.2 Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi
seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan
kelainan pada jaringan
otak.
2.3 Pasca natal
- Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan
yang adekuat.
- Penyakit kronis atau kelainan kongenital
TBC, anemi, kelainan
jantung bawaan menyebabkan retardasi pertumbuhan jasmani.
-
Lingkungan fisik dan kimia.
Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurang sinar matahari, paparan sinar radioaktif,
zat kimia
(Pb, merkuri, roko, dan
lain lain) mempunyai dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan
anak.
-
Psikologis.
Seorang anak yang
tidak dikehendaki oleh orangtuanya atau anak yan selalu merasa
tertekan akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembanganya.
-
Endokrin
Misalnya pada penyakit
hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan. Defisiensi
hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
-
Sosioekonomi
Kemiskinan berkaitan
dengan kekurangan makanan berizi, kesehatan lingkungan yang
jelek dapat
menghambat pertumbuhan anak.
-
Lingkungan pengasuhan
Interaksi ibu-anak
serta pengetahuan dan pendidikan ibu sangat mempengaruhi
pertumbuhan anak.
-
Stimulasi
Perkembangan
memerlukan stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan
alat mainan.
-
Obat-obatan
Pemakaian
kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan
pemakaian obat perangsang susunan saraf pusat dapat menyebabkan
terhambatny
produksi hormon pertumbuhan.
4. Perbedaan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki bberapa perbedaan, antara lain : dalam definisi, ciri kas, serta cara
penilaiannya.
4.1. Ciri-ciri pertumbuhan :
Terdapat 4
kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan, yaitu :
1. Perubahan ukuran. Perubahan
ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur
anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dll.
Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus akan bertambah besar sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
2. Perubahan proporsi. Selain
bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan proporsi. Pada
bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar
dibandingkan umur-umur laiannya. Titik pusat bayi baru lahir kurang lebih
setinggi umbilikus sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat
setinggi simpfisis pubis.
3. Hilangnya ciri-ciri lama.
Selama proses pertumbuhan, terdapat perubahan yang terjadi perlahan-lahan
seperti menghilangnya kelenjar thymus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya
refleks-refleks primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru.
Timbulnya ciri-ciri baru sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi
susu yang telah lepas,dan munculnya tanda-tanda sekas sekunder seperti
tumbuhnya rambut pubis dan aksilla, tumbuhnya buah dada pada wanita, dan
lain-lain.
Ciri-ciri
pertumbuhan memiliki keunikan, yaitu :
1. Kecepatan pertumbuhan yang
tidak teratur. Kecepatan pertumbuhan, mulai konsepsi sampai akhir masa remaja
tidak tetap, pertumbuhan sangat cepat pada masa pranatal, bayi, dan adolescent,
sedangkan di luar masa itu pertumbuhan berlangsung lambat.
2. Masing-masing organ memiliki
pola pertumbuhan yang berbeda. Secara umum terdapat 4 pola kurva pertumbuhan,
yaitu :
- pola pertumbuhan umum. Yang khas pada pertumbuha secara umum adalah
pertumbuhan tinggi badan. Sampai usia 2 tahun, pertambahan tinggi badan
berlangsung cepat, setelah itu pertumbuhan berlangsung stabil di bawah pengaruh
hormon pertumbuhan sampai pubertas. Mulai masa pubertas, hormon kelamin
berpengaruh sehinga pertumbuhan berlansung dengan cepat sampai berhenti pada
masa akil balik. Umumnya pertumbuhan organ tubuh mengikuti pola pertumbuham
ini.
- Pola pertumbuhan organ limfoid. Organ limfoid secara cepat mengalami
pertumbuhan, sehingga pada usia sekitar 12 tahun mencapai 200% dan berangsur
menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%. Dengan keadaan ini, anak-anak
pada masa pubertas relatif lebih kuat
-
Pola pertumbuhan otak dan kepala. Petumbuhan otak dan kepala terjadi paling
cepat dibandingkan bagian tubuh lain sjak kehidpan intrautrin, bahkan berlanjut
sampai tahn-tahun pertma kehidupan, sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya
telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa.
-
Pola dasar pertumbuhan organ reproduksi. Selama masa anak, pertumbuhan dan
pekembangan organ kelamin sangat lambat. Baru pada masa pubertas terjadi
percpatan yang luar biasa mengejar ketinggalannya di masa anak hingga dalam
waktu singkat menjadi matang. Pertumbuhan organ reproduksi ini sejalan pula
dengan perkembangan kemampuan seksual seseorang.
4.2 Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan
merupakan sederetan perubahan fungsi organ tubuh yang berkelanjutan, teratur
dan saling terkait. Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi sistem neuromuskuler, bicara,
emosi, dan sosial.
Ciri-ciri
perkembangan adalah :
1. perkembangan melibatkan
perubahan
Karena
perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubaha ini meliputi perbahan
ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama,
dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan
pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak
akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap
sebelumnya. Sebagai contoh seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Karena itu, perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena
akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan mempunyai pola
yang tetap
Perkembangan
fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
a. Perkembangan terjadi lebih
dahulu di daerah kepala kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola
sefalokaudal.
b. Perkembangan terjadi lebih
dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke baian distal
seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalm gerakan halus. Pola ini disebut
proksimodistal.
4. Perkembangan memiliki tahap
yang berurutan
Tahap ini
dilalui sorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik.
5. Perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda
Seperti halnya
pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki
dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang
lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
6. Perkembangan berkorelasi
dengan pertumbuhan
Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian. Terjadi peningkatan
mental, ingatan, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain.
5. Penilaian pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Penilaian
tumbuh kembang anak secara medis atau statistik diperlukan untuk mengetahui apakah
seorang anak tumbuh dan berkembang normal atau tidak.
5.1 Penilaian pertumbuhan
Penilaian
pertumbuhan dimulai dengan cara pengukuran dan menggunakan alat yang baku
(standar). Merupakan dasar utama yang harus dilakukan. Terdapat parameter
ukuran antropomtri yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu tinggi
badan, berat badanm lingkaran kepala, lipatan kulit, lingkaran lengan atas,
penjang lengan (arm span), proporsi
tubuh atau perawakan (somato typei),
panjang tungkai.
Terdapat
bberapa indeks pertumbuhan lainnya yang perlu dinilai, antara lain maturasi
skelet (bone age), perkembangan gigi, pertumbuhan fisiologi dan struktur tubuh,
termasuk kecepatan pernafasan, nadi, sinus paranasalis, kelenjar limfoid,
reaksi pengobatan, nutrisi.
Alat
yang sangat penting dalam penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan,
misalnya NCHS, Lubschenko, Harvard, dan sebagainya untuk menilai hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan. Untuk lingkar kepala digunakan kurva
Nellhaus.
5.2. Penilaian perkembangan
Perkembangan
anak pada fase awal dibagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional :
- motorik kasar
- motorik halus dan penglihatan
- berbicara, bahasa, dan pendengaran
- sosial emosi dan perilaku
Berbgai metode
deteksi dini untuk mngetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Deteksi
dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun
pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat
berlangsung seoptimal mungkin. Dengan dilakukan deteksi dini dan skrining tidak berarti bahwa diagnosis
pasti dari kelainan perkembangan
anak telah ditetapkan. Skrining adalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh
kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang
perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti,
dan pemeriksaan penunjang lain agar diagnosis dapat dibuat.
Deteksi dini
perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara
berkala, apakah sesuai dengan usia, atau telah terjadi penyimpangan
perkembangan normal. Pemantauan perkembangan anak dapat dilakukan dengan
melihat pola perkembangan (milestone) atau dengan beberapa tahap antara lain
tahap awal dengan melakukan skrining, bila ditemukan kecurigaan gangguan
perkembangan kemudian dilakukan penilaian selanjutnya untuk menegakkan
diagnosis.
6. Skrining perkembangan
Tujuan
dari skrining perkembangan adalah agar para tenaga kesehatan :
1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan resiko
terjadinya kelainan perkembangan tersebut.
2. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang mmerlukan pengobatan atau
konseling
genetik.
3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.
Skrining
perkembangan dapat dilakukan satu atau dua tahap. Skrining dua tahap terdiri
dari : preskrining (menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang tua), skrining
(dilakukan bila hasil preskrining meragukan atau abnormal)
Alat skrining yang dipakai
antara lain :
- Denver Developmental Screening Test II (DDST II)
- Bayley Infan Neurodevelopmental Screening
- Muenchener
- Vojta
- Kartu menuju sehat (KMS)
6.1 Denver Developmental Screening Test II
(DDST II)
DDST
II digunakan untuk deteksi dini penyimpangan perkembangan anak usia <6
tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor
untuk menjaring fungsi berikut yaitu :
- Personal social : Peneyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorang
- Fine motor Adaptive : Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil
- Language : mendengar, mengerti, dan mengunakan bahasa
- Gross motor : Duduk, jalan, lompat, dan gerakan umum otot besar.
Skor penilaian :
Skor
dari tiap uji coba diulis pada kotak segi empat uji coba dekat tanda garis 50%.
Pass/Lewat (P) : anak melakukan uji coba dengan
baik atau ibu/pengasuh anak memberi
laporan (tepat/dapat dipcaya bahwa anak
dapat mlakukannya).
Failed (F) : anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik
atau ibu/pengasuh anak
memberi laporan (tepat atau kurang bahwa anak tidak
dapat melakukannya
dengan baik).
No Opportunity (NO) : tidak ada kesempatan, anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan
uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya dapat
dipakai pada uji coba
dengan tanda R.
Refusal (R) : anak menolak untuk melakukan uji coba.
Interpretasi
penilaian individual :
1. Lebih (advanced)
Bilamana seorang
anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis usia, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada ujicoba tersebut.
2. Normal
Bila seorang
anak gagal atau menolak melakukan ujicoba di sebelah kanan garis usia.
3. Caution/peringatan
Bila seorang
anak gagal atau menolak ujicoba, garis usia terletak pada atau antara pesentil
75 dan 90 skornya.
4. delayed/keterlamabatan
Bila seorang anak
gagal atau menolak melakukan ujicoba yang terletak lengkap di sebelah kiri
garis usia.
5. No oppotunity/tidak ada
kesempatan ujicoba yang dilaporkan orang tua.
Interpretasi
DDST II :
-
Normal
Bila tidak ada
keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan pada kontrol
berikutnya.
-
Suspek
Bila didapatkan
≥2 caution dan/atau ≥ 1 keterlambatan.
Lakukan uji
ulang dalam 1-2 minggu. Untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut,
keadaan sakit, atau kelelahan.
-
tidak dapat diuji
Bila ada skor
menolak pada ≥ 1 ujicoba terletak di
sebelah kiri garis usia atau menolak pada > 1 ujicoba yang ditembus garis
usia≥ pada daerah 75-90%. Kemudian uji ulang dalam 1-2 minggu.
Bila
ulangan hasil ujicoba didapatkan suspek atau tidak dapat diuji, maka dipikirkan
untuk dirujuk.
6.2 BINS
Untuk
mengidentifikasi bayi berusia 3-24 bulan yang mengalami keterlembatan tumbuh
kembang atau mengalami gangguan neurologis. Aspek perkembangan yang diuji oleh
BINS meliputi :
- Fungsi neurologis dasar : Mengukur kelengkapan perkembangan sistim saraf pusat.
- Fungsi penerimaan atau reseptif
- Fungsi ekspresif
- Fungsi pengertian (kognitif)
Dalam format pencatatan
hasil skor total bayi disesuaikan dengan distribusi skor yang disesuaikan usia
kronologis bayi. Setiap usia memiliki t itik potong yang terbagi dalam 3
klasifikasi yang mengindikasikan besarnya resiko untuk terjadinya keterlambatab
dalam perkembangan atau gangguan neurologis, : resiko rendah, resiko sedang,
dan resiko tinggi. Tindak lanjut dari hasil penilaian BINS adalah sebagi
berikut :
- Resiko rendah
Dianggap memiliki resiko minimal atau tidak memiliki resiko terjadinya
hambatan perkembangan. Walaupun demikian, tetap harus diingat adanya variabel
yang tidak dapat diukur oleh BINS namun dapat mempengaruhi perkembangan,
misalnya faktor lingkungan.
- Resiko Sedang
Direkomendasikan uji BINS sekitar 3 bulan yang akan datang. Selama itu
orang tua diberi petunjuk untuk memberi stimulasi sebagai latihan perkembangan
anak.Bila dari pemeriksaan selanjutnya didapatkan adanya keterlambatan maka
kita jarus melakukan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyebab keterlambatn
perkembangan.
- Resiko tinggi
Dibutuhkan uji diagnostik lebih lanjut.
6.3 Muenchener
Tujuan utama untuk
mendeteksi keterlambatan dalam perkembangan dengan cara mengukur tahap
perkembangan bidang fungís tertentu. Digunakan untuk usia 0-3 tahun.
Aspek perkembangan yang dinilai antara lain :
-
Usia 0-12 bulan : merangkak, duduk, berjalan, memegang, persepsi,
berbicara, pengertian bahasa, sosialisasi
-
Usia 1-2 tahun : pengertian berbahasa, berbicara, persepsi, keterampilan
tangan, berjalan.
Penafsiran hasil pemeriksaan
:
Yang pertama diperhatikan,
apakah grafik tadi menunjukkan penyimpangan yang negatif (usia perkembangan
dalam bidang tertentu berada di bawah usia kronologis)
6.4 Vojta
Untuk
anak 0-12 bulan, untuk mendiagnostik dini gangguan motorik serebral serta
diagnostik yang menyangkut perkembangan neurologik dengan cara melihat 7 reaksi
sikap tubuh
7. POLA PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-5
TAHUN (sumber
: bagian Psikologi Anak UI dan UKK Pediatri Sosial IDAI)
Perkembangan anak balia
sangat pening sebagai dasar untuk perkembangan selanjunya yakni prasekolah,
sekolah, akil balik dan remaja. Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan :
1. kesehatan dan gizi yang baik
dari ibu hamil, bayi dan anak prasekolah.
2. Stimulasi/rangsangan yang
cukup dalam kuantitas dan kualitas.
Keluarga dan
KIA/KB mempunyai peran yang pening dalam pembinaan fisik, mental, sosial anak
balita.
- 0 – 3 bulan
-
Belajar mengangkat kepala
-
Belajar mengikui obyek dengan matanya
-
Melihat ke muka orang dengan tersenyum
-
Bereaksi terhadap suara/bunyi
-
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak
-
Menahan barang yang dipegangnya
-
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
- 3-6 bulan
-
Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan
-
Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.
-
Menaruh benda-benda di mulutnya
-
Berusaha memperluas lapang pandang
-
Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
-
Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
3. 6-9 bulan
-
Dapat duduk tanpa dibantu
-
Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
-
Dpat merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang
-
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
-
Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
-
Bergembira dengan melempar benda-benda
-
Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
-
Mengenal muka anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain
-
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
4. 9 – 12 bulan :
-
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
-
Dapat berjalan dengan dituntun
-
Menirukan suara
-
Mengulang bunyi yang didengarnya
-
Belajar menyatakan satu atau dua kata
-
Mengerti perintah sederhana atau larangan
- Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin
menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya.
-
Berpartisipasi dalam permainan
5. 12-18 bulan
-
Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
-
Menyusun 2 atau 3 kotak
-
Dapat mengatakan 5-10 kata
-
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
6. 18-24 bulan
-
naik turun tangga
-
Menyusun 6 kotak
-
Menunjuk mata dan hidungnya
-
Menyusun dua kata
-
Belajar makan sendiri
-
Menggambar garis di kertas atau pasir
-
Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air
kecil.
-
Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh
orang-orang yang lebih besar
-
Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main
dengan mereka
7.
2-3 tahun
-
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki.
-
Membuat jembatan dengan 3 kotak
-
Mampu menyusun kalimat
-
Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
-
Menggambar lingkaran
- Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di
luar
keluarganya
8. 3-4 tahun
- Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari kaki,
belajar
berpakaian dan membuka pakaian sendiri
-
Menggambar garis silang
-
Menggambar orang hanya kepala dan badan
-
Mengenal 2 atau 3 warna
-
Bicara dengan baik
-
Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya
-
Banyak bertanya
-
Bertanya bagaimana anak dilahirkan
-
Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, sisi belakang
-
Mendengarkan cerita-cerita
-
Bermain dengan anak lain
-
Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
-
Dapat melakukan tugas-tugas sederhana
9. 4-5 tahun
-
Melompat dan menari
-
Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan
-
Menggambar segi empat dan segi tiga
-
Pandai bicara
-
Dapat menghitung jari-jarinya
-
Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
-
Mendengar dan mengulang hal-hal penting dari cerita
-
Minat kepada kata baru dan artinya
-
Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
-
Mengenal 4 warna
-
Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil.
-
Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
Pendidikan/stimulasi yang perlu
diberikan :
-
akademik sederhana, pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung
-
pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat
-
bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman
-
menyanyi, menggambar
-
bahasa, bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair
sederhana
-
melatih daya ingat antara lain dengan bermain jualan, menyampaikan berita
-
menggambar
-
membuat permainan dari kertas
-
bermain musik
-
mengenal tugas, larangan-larangan
-
aktivitas sehari-hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar,
kontrol buang air kecil).
Daftar Pustaka
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi 1 tahun 2002 Buku Ajar 1. Jakarta : Sagung Seto
- Nelson
- Suciningsih, Gde Ranuh, IG.N. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
- Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar